Minggu kemarin gue rada-rada
galau. Pasalnya, sebagai seorang yang penyuka music korea, gue dihadirkan dengan sebuah
keputusan. Hahaha, agak lebay emang sih. Tapi itulah gue. Minggu kemarin ada
gathering salah satu band favorit gue. Emang bener adanya kalo ketika kita
berkumpul dengan banyak orang dan itu untuk urusan dunia, Allah menyisipkan
rasa senang dan terlena. Kata guru spiritual gue (berasa jadi murid eyang subur), Allah akan senantiasa
melenakan seseorang yang sibuk dengan dunianya. Namun, disore yang sama dan jam
yang sama, ada undangan pengajian yang sulit juga untuk ditolak. Yup. Minggu
kemarin gue menghadiri sebuah pengajian dimana pengisinya adalah seorang yang
Subhanallah hebat. Bagi gue. Atau mungkin juga kalian para pembaca blog ini.
Ust. Hidayat Nur Wahid. Yah, nama
ini menggoyahkan hasrat gue untuk datang keacara duniawi. Dan hati gue dengan
mantab memilih duduk desak-desakkan ditengah banyak kaum muslimin lain yang
ingin mendengarkan ceramah beliau. Siang itu, daerah sekitar Matraman diguyur
hujan. Yah, walau kagak lebat, tapi lumayan bikin hati ragu untuk pergi dari
kosan tercinta. Ditambah lagi langit mendung dan sesekali ada kilat. Hmmm,
makin melemahkan iman yang kecil ini. Tapi gue ga tau kenapa, kok hati gue
begitu kuat ingin pergi ke Mesjid Nurul Iman itu. Bahkan gue ga tau sama sekali
lokasi pengajian ini berlangsung. Yang gue yakin dan percaya, Allah akan mempermudah gue menuju
sesuatu yang baik itu.
Dengan diburu waktu, setelah
shalat ashar, gue langsung nyegat ojek depan kosan untuk bisa langsung
kelokasi. Yah, jaraknya lumayan sih, tapi gue tetep ga pingin ketinggalan
bahkan telat. Ohya, si abang ojek malahan ga tau sama sekali lokasi ini.
Jadilah kami muter-muter dulu 10 menit. But, it’s okay! Gue pikir ini seninya
lu menuntut ilmu. Ga semuanya mudahkan? Sayangnya, udah jam 4 sore, acaranya
belum juga dimulai. Katanya Ust. Hidayatnya masih dalam perjalanan. Logikanya,
kalo seseorang yang lu tunggu-tunggu ga datang, so pasti lu bakal mencak-mencak
alias ngamuk-ngamukkan? Tapi gue dan puluhan pengunjung Mesjid ini tidak
seperti itu. Kami rela menanti kehadiran Ust ini. Walau penuh sesak, bahkan kipas angin mesjid ini ga terlalu bekerja dengan baik, kami tetap setia menunggu. Karna gue tau, kalo Ust Hidayat itu, ga hanya ngisi di satu
tempat. Bahkan beliau sejak mulai dari subuh udah melalang buana dibumi Allah
menyebarkan kebaikan yang dia punya. Dan sebelum kelokasi Mesjid sore itu,
beliau kudu ngisi sebuah pengajian juga dilokasi lain. Jadi kami maklum dan
tetap bersabar menunggu kedatangan beliau. Subhanallah ya. Gue aja, ikutin satu pengajian, udah banyak ngeluhnya. Astagfirullah.
Pengajian kali ini dilakuin
sekalian memperingati Isra’ dan Mi’raj-nya Nabi Allah. Ya sih kecepetan, tapi
ga masalah, yang penting kita mengambil ibroh dan makna yang terkandung dalam
perjalanan Nabi kali ini. Awalnya gue pikir kalo ntar alurnya ya, Ust. Hidayat
akan menjelaskan tentang bagaimana peristiwa besar itu terjadi. Ternyata tidak.
Banyak ilmu baru yang beliau paparkan. Bahkan kalo kalian anggap kisah tentang
Mi’rajnya Rasullullah adalah sebuah kisah yang basi dan membosankan, bagi gue
enggak. Karna apa? Perjalanan Nabi, bagi gue adalah sebuah penyemangat hidup
gue. Ketika sedang lemah hatinya, atau sedang menjauh dari amalan, salah
pembangkit gue adalah Sirah Nabawi. Termasuk didalamnya kisah Nabi Mi’raj.
Nah, dalam kajian kemarin, ada
banyak catatan penting yang ingin gue share. Tapi keterbatasan ilmu jadi tidak
banyak yang bisa gue bagi dari ceramah Ustadz yang hanya berbicara 45 menit
ini. Cekidot :)
1. Halaqah
atau tempat-tempat menuntut ilmu termasuk kedalam kebun-kebun Allah. Raudhatul minal jannati: kebun-kebun
surge Allah. Dimana didalamnya kita akan mendapat banyak pahala, keberkahan,
serta tentu saja rahmat dan hidayah dari Allah. Allah sangat mencintai
orang-orang yang belajar ilmu agama. Emang harus itu! Kenapa? Selama 7 hari
kita diberi kenikmatan hidup oleh Allah. Oksigen gratis, tanah yang dipijak
juga gratis. Air, udara, nikmat sehat, nikmat ukhuwah, nikmat mencari ilmu
dunia, nikmat bekerja, pokoknya semua yang kita nikmati didunia ini adalah
salah satu keberkahan yang Allah berikan pada kita. Allah memberikannya tanpa
pilih-pilih. Cantik-buruk, hitam-putih, kaya-miskin, bahkan Allah juga
memberikan karunianya pada orang-orang yang tidak menyembahnya. Subhanallah
Allah Maha Penyayang dan Maha Pengasih. Untuk itu, sepantasnya kita meluangkan
waktu kita yang berharga untuk belajar ilmu agama yang juga akan semakin
menambah keberkahan pada milik kita.
Dari
Umar bin Khotob, Rosululloh saw telah bersabda:
“Orang
yang berjalan menuju majelis Ta’lim, maka setiap langkahnya bernilai seratus
kebaikan dan jika dia duduk dengan ulama tersebut serta mendengarkan apa yang
dikatakannya, maka setiap kalimtnya bernili seratus kebaikan”. [Kitab
Riyadhushsholihin, Imam Nawawi]
Dari
Annas bin Malik, Rosululloh saw telah bersabda:
“Orang
yang berkunjung kepada ulama, seakan-akan dia mengunjungiku, dan orang yang
bersalaman dengan ulama, seakan-akan dia bersalaman denganku, dan orang yang
duduk dengan ulama, seakan-akan dia duduk denganku di dunia, dan baangsiapa
yang duduk denganku di dunia maka akan aku dudukan denganku pada hari kiamat”.
Tuh kan banyak
keutamaan kalo kita berada dimajelis ilmu. Tadi gue baca, banyak hadist lain yang
mengungkap keutamaan dari mencari ilmu. Gue juga nemu ayat tentang kewajiban
kita mencari ilmu J
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ مَنَامُكُم بِٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ وَٱبْتِغَآؤُكُم مِّن فَضْلِهِۦٓ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍۢ لِّقَوْمٍۢ يَسْمَعُونَ
“Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari
dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (QS. Ar
Ruum: 23)
2. Tentara-tentara
Allah. Tulisan itu menarik bagi gue. Tentu awalnya kita akan berfikir kalo
Sahabat, Thabiin dan orang-orang shaleh dan shaleha adalah tentara Allah. Tapi
ternyata yang dimaksud Ust. Hidayat untuk kali ini bukanlah itu.
Kisah-kisah yang ada dalam Alqur’an
adalah tentara-tentara Allah yang senantiasa menguatkan. Ketika kita sedang
lemah, sedang galau, bahkan juga kalo kita sedang jauh dari Allah, kisah-kisah
inilah yang kembali membangunkan dan menyadarkan kita agar kembali pada
keridhaan Allah. So, jangan pernah menganggap AlQur’an sebagai kitab yang
membosan. Bahkan baegitu banyak keunggulan dan keutamaan AlQur’an yang
disediakan Allah.
3. Dalam
cobaan dakwah sekarang yang sedang melanda, kita sebagai umat muslim emang kudu
sabar. Kenapa? Karna ternyata Rasullullah pun telah mengalami hal yang sama.
Rasullullah mengalami yang lebih berat dalam perjalanan dakwahnya. Inget ga,
perjalanan Rasul dan sahabatnya ke Thaif? Beliau meminta perlindungan kepada
saudaranya yang punya power disana. Namun apa? Mereka tidak memberikan
perlindungan pada Nabi. Bahkan ketika Rasullullah meminta untuk dirahasiakan
kedatangan mereka dari Qurays, masayarakat itu tidak bersedia. Mereka memberitaukan
kedatangan Nabi dan sahabatnya pada Qurays. Bahkan yang paling menyakitkan hati
Rasul adalah, beliau dilempar sama anak-anak kecil. Sungguh, itu adalah bagian
yang paling membuat Rasullullah sedih. Sementara kita? Masih diberikan Allah
untuk terus berdakwah. Jadi ingat, wakil perdana mentri Malaysia yang dituduh
berbuat hina, padahal beliau tidak melakukannya. Namun apa? Allah membalas
kesabaran dank keikhlasan beliau dengan kemenangan partainya. Subhanallah. Semoga
dengan cobaan untuk dakwh sekarang. Bisa membuat kita lebih bersabar, lebih
dekat dengan Allah dan tentu saja lebih mawas diri.
4. Ohya,
Nabi ke Thaif untuk mencari perlindungan. Karna pada tahun kesepuluh kenabian
itu, Rasullullah kehilangan orang-orang yang disayanginya. Dan orang-orang ini
adalah yang selalu membela dan menjaganya. Dialah istri tercinta Khadijah binti
Khuwailid dan Abu Thalib paman tersayangnya. Allah lalu membuat sebuah kejutan
untuk Nabi tercintanya. Beliau memperjalankan Nabi dari Mesjidil Haram ke
Mesjidil Aqsa. Perjalanan Isra’ Mi’raj ini adalah sebuah rekreasi bagi Nabi
yang bersedih. Allah member tiket bagi Rasul, untuk menikmati wisata dan
refreshing hatinya yang sedang berkabung. Allah mengijinkan Rasul melihat surga
dan neraka bahkan bertemu dengan Nabi-Nabi sebelum beliau. Subhanallah. Yang menarik
dari perjalanan ini adalah tentang tekad Nabi. Jika Nabi seorang sufi, yang
menekankan hubungan dengan Rabb dan ingin bertemu dengan Allah, tentu beliau ga
akan turun kebumi. Toh dibumi penuh dengan hinaan, cacian dan banyak sekali
kesusahan yang akan menghadang. Bahkan didunia, sudah tidak adalagi orang-orang
terkasih yang mendukungnya. Namun beliau tetap turun dan yakin dengan apa yang
dibawanya. Kenapa? Karna dia tidak ingin umatnya tersesat terlalu jauh. Beliau tidak
memiliki jiwa yang egois yang hanya menginginkan untuk bertemu dengan Allah. Dialah
Rasullullah yang menyayangi umatnya melebihi apapun. Dia hanya ingin, umatnya
bersama-sama dengannya kesurga dan bertemu Allah. Beliau tidak ingin sendiri
dalam kebahagiaan. Subhanallah. Beliau dengan sabar menyebarkan dakwah dan
mengajak pada kebaikan. Hingga Islam bisa menjadi satu-satunya agama yang
diberkahi dan dirahmati Allah.
5. Dari
sabar, tegar, tidak emosional, istiqomah, teguh dan ikhlas, Allah akan
memberikan solusi untuk permasalahan. Allah juga akan mengirimkan
tentara-tentaraNYA dari arah yang tidak disangka-sangka oleh kita. Jadi, mari
kita tenangkan diri dan berserah diri pada Allah atas segala coba yang menerpa
kita.
Hmmm, kira-kira
itu yang mampu gue tangkap selama ceramah. Mungkin sebenernya banyak makna
lain. Tapi, gue takut melebihkan dan mengurangi. Smoga Allah selalu senantiasa memberkahi orang-orang yang menuntut ilmu, yang sabar dalam dakwah dan tentu saja,
orang-orang yang tidak putus semangat untuk menyebar kebaikan.
Semoga Isra’ Mi’raj
ini menjadikan momentum bagi diri kita lebih baik dan baik lagi dalam beramal :). Semoga bermanfaat tulisan ini :)