Assalamualaikum Wr. Wb.
Apakabar iman? Apakabar ukhuwah?
Apakabar smua? Semoga Allah senantiasa memberikan kita ketenangan hati agar
selalu terarah dan istiqomah dijalan Allah. Lama rasanya tidak menulis diblog
yang sebenernya sangat mudah diakses dimanapun. Hehe.. semua ini karna malas dan ke-sok sibukan gue meraja. Smoga kali ini tulisan
gue bermanfaat dan berkualitas ya.
Kali ini gue akan share sedikit
tentang perjalanan traveling rohani gue ke Sukabumi. Sebenernya bukan
perjalanan pribadi. Gue dengan komunitas yang semoga selalu di Ridhoi Allah, Komunitas
tercinta gue “ONE DAY ONE JUZ” khususnya Departemen Sosial yang diketuai oleh Pak Henry mengadakan
perjalanan dengan misi mengadakan “Teraphy Healing” bagi para pengungsi yang
berada di sebuah desa di Sukabumi. Kenapa kedesa ini? Terpelosok? Atau daerah
bencana alam? Kedua jawaban ini bener adanya. Pertama, daerah ini sebelumnya
terkena pergeseran tanah. Sehingga sebuah bukit yang dibawahnya rawa runtuh dan
tanahnya pun begeser 10 meter dari posisi semula.
Bermula dari himbauan seorang
teman yang berada di Sukabumi, beliau meminta kami datang dan berkunjung ke
tempat pengungsian walau hanya sekedar bermain dan bercerita dengan anak-anak
serta keluarga pengungsi. Himbauan ini ditanggapi dengan tangan terbuka oleh
rekan-rekan Deptsos ODOJ saat pertemuan halal bihalal. Walau sebenernya udah
lewat sih bulan syawalnya. Hihi... atleast kami masih bisa saling
bersilaturahim dengan ssesama pengurus. Dan semoga menjadi pengikat kembali
semangat yang mulai pudar (eeeaaa jangan
baper ya. Hahaha... )Kembali ke himbauan ini. Kami pun membentuk panitia kecil
yang nantinya akan diberangkatkan ke daerah ini. Tentunya, panitia yang
diketuai oleh Pak Affan ini, mulai merancang dan menyiapkan segala
keperluan yang dibutuhkan. Kami tidak
merencakan event yang besar sih. Tapi menurut gue dengan waktu yang hanya 2
minggu itu, kami berusaha semaksimal mungkin untuk menghadirkan sesuatu yang
tentunya bermanfaat buat saudara-saudara kami disana.
Dengan dana seadanya, kami
berangkat dengan penuh tawakal kepada Allah. Hari sabtu, 20 Agustus dengan
meeting point di PGC, kami bertigabelas orang berangkat menuju Sukabumi. Dengan
sedikit bantuan logistik dari rekan-rekan yang berkelebihan rejeki, kami
akhirnya sampai di desa Nagrak Jaya, Cicurug Kembar Sukabumi pukul 7 malam.
Mayaaanlah perjalanan yang hampir 12 jam ini ditempuh dengan semangat menggebu.
Oleh para odojer ini. Ohya sebelumnya di kota Sukabumi, kami rombongan dari
Jakarta, bergabung dengan rombongan dari DPA Sukabumi yang berjumlah 10-11
orangg kalo gue ga salah itung. Gue ga terlalu hafal sih nama-nama mereka, tapi
gue akan selalu ingat semangat kebaikan yang memenuhi jiwa mereka. Allahu
akbar.
Setelah melewati perjalanan yang
penuh drama, sebut saja kisah siti yang membuat kami bersatu padu untuk menjaga
doi dan rela panas-panasan di bus, demi agar beliau tidak muntah alias mabok
kendaraan, kami diterima oleh seorang warga yang baik banget. Sebut saja nama
beliau Umi. Rumahnya berada tepat dipinggir jalan sebelah SMP Negeri. Beliau
langsung menerima kami dengan tangan terbuka, air anget, makanan, tiker hangat,
air untuk wudu bahkan sebuah ruangan yang hangat untuk kami tiduri malam itu. Shalat
dan makan malampun kami gelar diteras
rumah beliau. Dan kemudian kami beranjak ke SMP yang dijadikan basecamp
pengungsian dan aktifitas warga dimalam hari.
Di sekolah yang hanya terdiri 3
kelas ini. Kami dihadapkan oleh satu kelas berisi anak-anak pengungsi usia 2-15
tahun, satu kelas berisi ibu-ibu dan wanita dewasa, dan diluar bapak-bapak yang
berkumpul dan siap menikmati malam itu. Dalam bahasa lainnya menikmati tausyah
yang disampaikan Ustazd yang kami datangkan. Dan gue pun berada di kelas
anak-anak lucu itu. Jujur sih gue rada-rada grogi juga berada diantara
calon-calon pemuda indonesia ini.
Untunglah ada temen-temen keceh gue yang kreatif dan siap membawa suasana malam
itu menjadi semarak. Sebut saja namanya Nisrul, Zahro, Neita, Hawa, Meylan,
Uyuy, doi berhasil membawa keceriaan dan islami di kalangan anak-anak ini. Dan
gue? Hmm,,,, ya Cuma sekedar tim penghibur aja malam itu. Hahaha.. sebenernya gue
tipe yang ceria, tapi kalo dikalayak rame, gue nervous juga dan jadilah gue
buka kelas privat diluar dengan beberapa remaja yang ingin tau dunia Jakarta,
dunia sekolah dan kesotoyan gue tentang kehidupan. Hahaha... cukup sampai
disitu
Dikelas ibu-ibu ada Bu Dyah
berbagi tausyah yang tentunya menjadi penyemangat untuk ibu-ibu pengungsi. Gue ga
ngeh siapa aja teman-teman gue yang berada diruangan itu. Yang pasti gue liat
sih ibu-ibunya merasa sangat senang. Hingga malam semakin larut, kami kembali kerumah
Umi yang menampung kami untuk beristirahat sejenak. Kenapa gue bilang sejenak? Hmmm..
karna banyak aktifitas begadang kami yang bermanfaat yang gak akan pernah gue
sesali. Hiihihi.. mau tau apa? Next time yang gue cerita.
Malam itu, kami tidur
umpel-umpelan diruangan tengah dan depan. Ada yang curhat, ada yang langsung
bobo cantik, ada yang kerokan, ada juga
yang sekedar berbagi pengalama organisasi atau relawan yang telah mereka
lakukan. Kerokan? Hahaha.. berawal dari drama Siti yang smpat nge-hits
sepanjang perjalanan, dan demi membuat beliau sehat, sang pahlawan wanita kami
Uyuy diturunkan Allah untuk menaklukkan penyakit mabok Siti, dan berakhir doi
jadi tukang urut jamaah seketika. Hahaha.. mengenang adegan demi adegan aja gue
udah seneng. Dan pagi pun menjelang.
Setelah pembagian beberapa tugas,
gue dan beberapa rekan cus menuju posko pengungsian yang ada agak jauh
dari tempat kami menginap. Kami harus
melewati jalur, mendaki, menurun dengan jalan yang berbatu. Kalo gue ga salah
ingat, ada Nisrul, Bu Diah, Bu Iis, Bu Lina, Neita, Meylan dan Hawa apa yak. Diantar
oleh anak umi. Kami pun bertemu dengan ikhwan yang kayaknya sih mereka nginap
di posko itu. Kang Nana, Pak Affan, Mustaqiem, dan beberapa orang lagi yang gue
belum kenalan dengan mereka. Hahaha.... Dan kami semua menyusuri jalanan
berliku lagi menuju site –site yang
terkena retakan serta longsor. Kebanyakan wilayah ini dihuni para Pahlawn
devisa negara. Bahasa kerennya para pejuang keluarga yang berjuang di Arab
Saudi untuk mencari nafkah demi keluarga mereka. Dan ga jauh dari situ juga ada
tebing yang longsor. Uniknya tebing ini memuntahkan bebatuan yang didalamnya
ada pecahan-pecahan kulit kerang.
Kulit kerang?
Beneran ko. Gue udah cek beberapa
bebatuan yang berserakan dibawah tebing itu dan bener adanya kalo
pecahan-poecahan kerang tersebar di bebatuan ini. Bukan tidak mungkin wilayah
ini adalah laut yang mengering. Atau bisa jadi itu ada sisa pecahan tulang-tulang makhluk purba. Hahaa.. maksud gue binatang
jaman dahulu kala. Ya kan?
Yang luar biasa lagi adalah,
beberapa lokasi terjadi dislokasi gitu. Hmmm.. bahasa gampangnya, pergeseran
tanah yang membuat sebagian lokasi berubah tempat. Misalnya sebuah jalanan yang
tadinya lebar, menjadi terpotong oleh pergeseran tanah yang cukup signifikan. Rumah-rumah
yang tadinya berdiri kokoh, menjadi begitu terlihat menyedihkan karna retak
disana sini. Cukup memprihatinkan emang. Bahkan kata para pengungsi, dikala
hujan, mereka tidak berani berada dirumah dan pasti ngumpul di posko-posko yang
disediakan. Karna bahkan masih sering terjadi pergeseran yang hebat. Subhanallah.
Semua ini terjadi atas ijin Allah pastinya.
Dilain sisi, Uyuy, dan Zahro
rekan gue yang unyu-unyu banget menjadi pahlawan lagi. Mereka belanja dan
memasak untuk perut-perut kami yang mulai harus diisi karna waktu telah
menunjukan pukul 8 pagi. Dan kami yang telah sarapan harus segera menuju SMP
untuk menghibur adik-adik yang kece ini. Hebat lho mereka udah berkumpul dengan
bahagia menunggu kami.
Kembali, kami dibagi. Karna tidak harus semuanya masuk kelas. Dan gue menemani aktifitas kakak Uyuy yang tetiba jadi Seleb dikalangan adik-adik SMP daerah ini. Disisi lain Nisrul, Bu Diah, pak Cecep juga jadi idola anak-anak. Pasalnya mereka bisa tersenyum dengan hiburan dari mereka. Ada beberapa kegiatan yang mereka lakukan dikelas. Kalo ga salah gue sih ada menggambar, mewarnai, games, menyanyi dan berdoa.
Eittttssss, gue ga bisa
meninggalkan sekelompok lain yang sibuk
mempersiapkan bingkisan menarik untuk adik-adik lucu itu. Ada Bu Lina, Bu Iis, Bu Uli, Hawa, Meylan, para relawan dari DPA ODOJ Sukabumi, Kang Nana, Pak Affan, Pak Cecep, Fadil, Panji, Yusuf Hadi, Dan maaaaaaaf gue ga
hapal semua nama-nama relawan Allah ini. Smoga Allah mengganti kebaikan mereka
dengan sesuatu yang Allah ridhoi. Amin ya Allah. Dan Allahlah saksi semua lelah, keringat dan semangat mereka untuk umat ini.
InsyaAllah, semoga Allah kelak
mengijinkan gue dan rekan-rekan lain untuk berkunjung demi menebar manfaat
untuk saudara-saudari kami di Sukabumi lagi. Tentunya dengan semangat yang
lebih menggebu. Dan manfaat yang lebih lagi pastinya.
Salam Deptsos ODOJ
Salam Deptsos ODOJ