Jumat, 11 Mei 2018

Aksi Bela Palestina, 11 Mei 2018


Assalamualaikum Wr. Wb



Dinegeri para Nabi itu kini sudah terpancang dua bendera negara yang seharusnya tidak berada disana. Amerika dan Israel. Dua negara yang mencuri, menzolimi, menduduki bahkan bertindak kejam kepada para penerus Nabi yang ada ditanah Palestina . Dengan semena-mena mereka menghancurkan rumah-rumah warga dengan jet-jet, merusak kebun-kebun petani, dan pastinya pula mereka dengan bangganya menembaki para penduduk negeri Syam yang sedang melaksanakan Kepulangan Akbar mereka kemarin. 

Hari ini, di Jakarta. Tepatnya di Monas, diadakan Aksi Bela Palestina 11 Mei 2018 yang kali ini sebagai bentuk reaksi keras umat Islam seluruh Indonesia dari keputusan Trump yg memindahkan Kedubes AS yg semula di Tel Aviv, menjadi di Yerussalem.

"Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. At-Taubah:41)

Ingat ayat ini saat menjadi aktivis rohis di Kampus, disuruh hafalkan. Dan ternyata sekrang baru saya memahami maknanya. Kita harus siap, untuk membela agama Islam, membela agama Allah, membela negara-negara yang dizolimi baik dalam keadan ringan atau berat. Karna jika kita berlalai-lalai dan malas-malasan, percayalah azab Allah jauh  lebih pedih. Siapkah kita menjadi hamba yang tidak diperdulikan Allah, karna kita tidak peduli pada agama NYA? 


Alhamdullillah hari ini Allah SWT ijinkan kembali saya ikut Aksi Bela Palestina. Pembebasan Al Quds. Pagi ini, sedikit curhat, melihat begitu sudah banyak saudara-saudari seiman datang dari daerah-daerah di Indonesia, mereka yang telah berkumpul di Istiqlal, dan mulai menuju Monas sungguh membuat iri. Bisakah saya yang masih harus bekerja ini, menapakkan kaki di Monas, berjuang bersama mereka menyerukan kemarahan kami terhadap keputusan Presiden Jahat itu. Saya yang belum sempat ijin kekantor pun agak gusar dan sedikit ragu. 


 "Bismilahiirrahmanirrahim." Dalm hati saya bertekad untuk mohon ijin kerja separuh hari pada rekan kantor dan orang yang bertanggung jawab terhadap saya dikantor. Saya singkirkan ketakutan, dan yakinkan diri, bahwa saya kelak harus bertanggung jawab atas pertanyaan Malaikat. Dan Alhamdulillah, saya pun mendapatkan ijin. Dan saya yakin  tangan-tangan ALLAH SWT lah memainkan perannya.

Sungguh jika bukan karna ijin Allah, kaki ini takkan melangkah menuju Monas. Sungguh pula saya tidak akan mendapati driver Gojek yang mengantar saya sampe depan pintu monas dengan sabar,walau sebenernya saya cukup senang walau diantar hanya sampai tugu tani. Sungguh pula bisa jadi saya tidak akan mendapati wajah-wajah kepanasan tapi dengan ikhlas bertahan di Monas ini untuk mendengar Ulamanya dan Umaranya berorasi. Sungguhlah makanan berlimpah, minuman tak kurang, disajikan Allah langsung.Sungguh jualah, saya mendapati orang-orang yang menjaga alam, santun dalam berperilaku, menjaga kedamaian saat aksi ini. Tidak ada tanaman yang rusak. Sampah-sampah pun bisa dikendalikan. Setengah jam, setelah acara selesai, taman-taman tetap bersih. Jemaah pun berlomba-lomba dalam kebaikan. Memberikan snack, makanan, minuman tidak ada yang berebutan. Saat wudhu untuk sholat pun saling bergantian, rapi, antri. Karna ajaran Islam yang begitu mulialah yang mengajarkan kami.


Benarlah adanya Aksi ini adalah aksi damai membela Al Quds, membela Palestina yang sedang rindu kemenangan. Benarlah aksi pada kali ini, Allah SWT tunjukkan kebesarannya. Masih begitu kaya masyarakat Indonesia, sehingga sunduq-sunduq terpenuhi. Semoga donasi-donasi yang telah disampaikan, bisa menjadi pemberat timbangan donatur kelak. Masih begitu banyak, hamba-hamba yang bersujud, taat dan patuh pada ulamanya. Barakallah Indonesia.


Itulah mengapa saya bela-belain untuk ikut berpartisipasi dalam aksi ini. Karna hanya dengan tenagalah, saya mampu ikut serta dalam perjuangan saudara-saudari saya di Palestina sana. Disaat tak mampu menyumbangkan materi yang banyak, disaat tak mampu menyumbangkan pikiran untuk pejuang disana, tapi setidaknya tenaga dan waktu saya untuk meraup sunduq sebanyak-banyak bisa menjadi bukti saat hari akhir nanti saya ditanya Malaikat "Kemana engkau saat Palestina membutuhkan mu"

Barakallah buat warga Jakarta yang telah bersabar dengan kemacetan. Semoga Allah SWT sebaik-baik pemberi Balasan dari Arah yang tidak akan disangka. InsyaAllah, semoga kalian semua termasuk orang-orang yang ikut serta berjuang dengan warga Palestina, Amin ya Allah.

Ohya, aksi Palestina ini pun menjadi ajang silaturahim buat saya. Saya bertemu rekan-rekan seperjuangan untuk membela Palestina, salah satunya Riani, Pak Kun, para Senior di Komite Nasional untuk Rakyat Palestina dan banyak teman-teman lain yang mengenali saat bertugas. Semoga Allah mudahkan, kembali langkah-langkah kami untuk istiqomah.