Jumat, 25 Februari 2011

Ikhlas itu Indah....


                Ada kisah seorang aktifis kampus yang mengikuti sebuah kepanitiaan. Kebetulan saat itu dia menjadi koordinator  sebuah seksi dikepanitiaan itu. Karna posisi dan jabatan itu menuntut dia harus bergerak kesana kemari bak cacing kepanasan sehingga membuat dia cukup kelelahan. Hingga saat setelah acara selesai, terciptalah sebuah percakapan
                “Kamu si enak hanya berdiri  tetap pada posisi yang sama. Sedang aku harus turun tangga setiap saat.” Kata akhwat ini pada seorang akhwat lain.
                Tanpa pikir panjang temennya hanya menjawab “ Kamu amalannya hilang loh.”
“Astagfirullah, ya Allah ampuni aku” cepat akhwat tadi beristigfar.

Itulah salah satu fenomenal yang terjadi diantara pergerakan aktifis dakwah. Seringkali kata-kata ini muncul dan membuat kita kehilangan banyak amalan kita. Bahkan ketika di yaumul hisab, kita hanya memperoleh sedikit timbangan amalan.
Saat itu kita akan bertanya,”kemana amalan saya yang ini dan yang itu?”.
Saat itu malaikat akan menjawab, “amalanmu gugur seiring dengan ketidak ikhlasan yang terbesit dihatimu”
Ikhlas. Ya, ikhlas adalah kata-kata yang sebenarnya cukup familiar dan mudah untuk diucapkan. Bahkan seringkali kita menggunakan kata-kata ikhlas untuk setiap transaksi kehidupan yang kita lakukan. Contohnya saja “Gue ikhlas ko” atau “Ana ikhlas dengan cobaan ini”. Banyak sekali penggunaan kata ini yang mungkin sering tanpa sadar kita lontarkan.
Sekali lagi ikhlas bukanlah yang mudah untuk dilakukan. Sering diantara kita mengungkapkan rasa ini dengan salah. Tapi sebenarnya yang harus kita pahami adalah makna dari rasa ini. Sulit memang. Tapi kita harus belajar memahami sekaligus menerapkan dalam hidup kita. Tidak usah dari yang besar. Kita bisa memulai dari hal yang kecil. Misalnya ikhlas dengan apa yang kita makan hari ini, ikhlas dengan apa-apa yang kita keluarkan, ikhlas dengan udara yang kita hirup hari ini, atau bahkan kita bisa mencoba ikhlas dengan jumlah tidur yang kita dapatkan. Sebenarnya ikhlas tidaklah sulit dilakukan. Asalkan kita tahu bahwa hanya Allah lah zat yang pantas untuk mengeluh, Dia lah yang hanya boleh kecewa.
Ibnu Taimyah berkata “Jika seorang hamba telah ikhlas pada Allah, niscaya Rabb-nya akan memilihnya  dan menghidupkan hatinya. Allah juga akan mendekatkan hatinya padaNya.” Dari sini saja harusnya kita mulai belajar bahwa Allah sangat sayang pada hambaNya yang ikhlas. Ikhlas disini adalah semata-mata mengharap taqarrub pada Allah. Atau mengharapkan kedekatan denga Allah.
Sebenarnya jika hanya dengan kata-kata saja kita semua pastilah sulit untuk memahami makna ikhlas itu. Saya ambil contoh ikhlas dalam amanah. Bagi sebagian aktifis islam, amanah itu adlah momok yang sangat mengerikan bagi mereka. Padahal dalam amanah itu terkandung banyak kebaikan yang sedang disiapkan Allah untuk kita. Gampang  memang jika hanya bicara. Namun sekali lagi mari kita mencoba menerapkan ikhlas. Misalnya dengan tidak banyak bertanya ‘kenapa harus aku?’, ‘bagaimana mungkin aku yang mendapatkannya?’, atau mungkin ‘kenapa tidak disitu atau disana?’. Bagitu banyak pertanyaan yang terlontar dalam benak kita. Tapi apakah kita bertanya ‘Apa hal baik yang bisa kita lakukan untuk mengemban amanah ini?’ atau mungkin ‘Bagaimana  caranya agar Allah tidak kecewa pada kita?’.
Sekali lagi sulit sekali untuk ikhlas. Tapi jangan salah dengan menyimpan dalam hati hal-hal besar dengan ikhlas, maka suatu saat kita bisa menggunakannya sebagai senjata membujuk Allah.  Tidak ingatkah kit dengan kisah 3 orang pemuda yang terkurung dalam gua. Dengan mengungkapkan amal baik yang disimpanya sendiri, Allah mengeluarkan mereka dari kesulitan.
Sifat ikhlas ini mengajarkan kita agar menjaga niat agar tidak rya dan ujub dengan apa yang telah kita lakukan dan kita miliki. Sebenarnya Allah seringkali menjelaskan tentang iklas ini dalam firmannya.
“...Janganlah kamu merusak amalan sedekahmu dengan menyebut-nyebbutnya dan menyakiti hati penerimanya” (AlBaqarah 264).
Ikhwah, banyak cara agar kita bisa menerapkan keikhlasan dalam hidup kita. Dengan mengagungkan bahwa Allah Zat yang hanya pantas untuk dipuji dan hanya Allah, memperhatikan tujuan niat, mengingat efek tidak ikhlas serta ikhlas sesuai dengan Allah, memperbanyak amal-amal yang ringan, meninggalkan ujub serta berteman dengan orang-orang yang baik.  Itu semua adalah beberapa cara kita memulai untuk hidup ikhlas.
Nah untuk semua yang membaca, mari kita sama untuk memperbaiki niat kita agar tidak terkena ujub dan ikhlas dalam beramal. Karna sungguh, Rasullullah pun sangat membenci orang yang mengumbarkan kebaikan yang dilakukan. Memang sangat sulit untuk menerapkan hal ini, namun sekali lagi mari kita mulai mencoba mengamalkan rasa ikhlas ini dalam berbagai lini kehidupan kita. Dalam amanah, sedekah,  aktifitas, maupun disaat kita sedang mendapatkan cobaan.

Tidak ada komentar: