Rabu, 25 Januari 2012

Kehidupan Setelah Kematian





Membaca judulnya mungkin agak sedikit mengerikan dan menakutkan.
Tapi sebenarnya jika diteliti judul ini akan mengingatkan kita pada hakikat diri yang apakah telah mempersiapkan diri untuk menuju kematian. Sebenarnya judul ini saya ambil dari judul sebuah kajian yang saya ikutin Senin, 23 Januari kemarin. Subhanallah, rasanya diri ini merasa ditampar dengan kata-kata bijak yang keluar dari lisan sang Ustadz. Barangkali benar adanya bahwa seorang yang akan menyampaikan sebuah kata-kata yang baik, jika sebelumnya dia telah memenuhi batas minimal Ruhiyahnya, maka insyaAllah yang akan disampaikannya upun akan mudah meresap kedalam jiwa pendengarnya.

Dari materi yang disampaikan banyak yang bisa saya dapatkan. Hmmmm sedikit akan saya share, tapi semoga tidak mengurangi isi dari kajian itu.

Manusia memiliki 3 unsur. Dimana unsur-unsur ini pasti ada dan penting untuk kita ketahuii.
1. Jasad : Dimana jasad ini berupa fisik dan badan kita. Alam dari jasad adalah Alam Materi. 
2. Nafs : Nafs juga disebut dengan jiwa. Dimana alam ini pada alam Malakut/ Cahaya, karna sesungguhnya jiwa kita terbuat dari cahaya yang membuat kita sama dengan malaikat.
3. Ruh: Ruh ini berada lebih dekat dengan Allah. Ruh ini yang akan menjadi hak Allah ketika kita mati nanti. Ruh ini berfungsi untuk menghidupkan jasad dan mengikat nafs kita.

Jadi, ditubuh kita ini terdapat 3 unsur. Jasad, Nafs dan Ruh. Bahkan salah jika kita menyamakan Nafs dengan Nafsu. Hanya Nafs yang akan menghubungkan kita dengan Allah.

"Barang siapa yang mengenal Nafsnya, maka sungguh ia akan mengenal Rabbnya"

Didalm alam setelah kematian apakah kita hidup atau mati??

Hmm untuk jawaban ini kita bisa buka Al Qur'an Surat Al An'Am ayat 122:
" Dan Apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan kembali kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan keadaan yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan"

Nah dengan demikian, kita akan hidup sesuai dengan amalan kita, jika baik, amalan kita yang akan menemani dan menerangi jalan dikehidupan selanjutnya. Jika dosa lebih banyak, maka kegelapan yang akan menemani perjalanan kita.
Intinya kita hidup didunia adalah sesuai dengan misi kita ketika berjanji dihadapan Allah sebelum kita lahir kedunia. Hal ini juga bisa di sebut dengan fitrah diri.
Tugas kita ini bisa kita liat dalam Al Qur'an Surat Ar Rum :30
" Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"

Jika bukan karna misi ini, seorang Ibrahim tidak akan mau meninggalkan anak dan istri yang dicintainya di tengah padang pasir yang tidak tersedia apa-apa.
Jika bukan karna misi ini seorang Muhammad tidak akan mau dilempari oleh kotoran dan merasakan ancaman yang begitu mengecam sejak beliau diangkat menjadi Nabi Allah.
Subhanallah, bahkan seorang Abu BAkar Ass Siddiq yang begitu lembut demi menegakkan Syariat ISlam dimuka bumi ini, dengan lantang  meyatakan perang terhadap orang-orang yang tidak menunaikan zakat.

Nah apakah kita dengan keimanan kita yang secuil bahkan tak bisa dibaandingkan denga gernerasi sahabat dan thabi'in merasa cukup dengan perjuangan ini? Maka Ayo kita semangat lagi untuk menikmati waktu yang tersisa dengan ikhlas mendedikasikan diri untuk Allah. Walau dengan cara yang berbeda dalam dakwah yang mulia..
Semangat... \(^_^)/

Tidak ada komentar: